7 Des 2011

Memulai dari Mengakhiri



Seminggu yang terombang-ambing.
Tidak hanya fisik tapi juga hatiku yang dibolak-balik akan kepastian fatamorgana dan keraguan dalam iman.

Ada celah-celah kesombongan yang mengalpakan siapa jatidiri, banyak pula kesombongan yang menutup rapat tak ingin digugah namun lebih banyak hati-hati yang rindu sentuhan untuk meruntuhkan kesombongan diri.

Keterpaksaan kesabaran, auditorium fakultas yang selalu menjadi saksi biksu setiap tetes airmata jiwa-jiwa yang terluka. Jiwa yang kesepian dan tersesat dalam perjalanan panjang bernama kehidupan, menggeliat dan melolosakan diri namun tetap tak tahu harus kemana.

Yang lain kesabaran untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan adalah kebijakan untuk jiwa yang membutuhkan pertolongan. Diam... dan bersyukur guyuran hujan melalui Mikail menyejukan jiwa-jiwa yang kering seperti tak bertuan.

Hujan mengiringi sepanjang perjalan bak perantara tangan suci Tuhan memandikan jiwa-jiwa yang kotor dan merengkuhnya berada dalam lindunganNya.

Seseorang selalu bermain dengan suaranya menghadapi ratusan pasang mata yang senantiasa menatapnya. Refleknya sudah terbiasa untuk tidak disalahkan dan tahu cara menyalahkan kami secara bersamaan.
Membuat kami diam dan merenung lebih dalam.


Ini yang aku bicarain, ESQ yang menyegarkan :D
Walau efek dahsyatnya hanya bertahan sehari namun pesannya yang harus diingat sepanjang hari.

Mr. Zero was taught me a lots of things bytheway.
Untuk memulai dari mengakhiri.

2 komentar:

Wah, pemilihan diksi di kalimatnya bagus ya... :)
Aq paling ga bisa nulis kayak gini... hehehe.

Muhasabah juga lumayan untuk memberi pesan introspektif, meski masih kalah jauh ketimbang ESQ.
Salam kenal. Nice share.

Alhamdulillah :)
berkah dr Tuhan :D

dicubaaalah mas ehehehe...

salam kenal, blogger bengawan rupanya ;)

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More